Pertamina Dilaporkan Tangguhkan Impor 1,2 Juta Barel Bensin. Jelang Pemotongan Subsidi BBM

Mediakita – Pertamina dlaporkn tlh menangguhkan bbrp pengiriman Bahan Bakar Minyak (BBM) u/ bln September. Indonesia akan menunda impor kargo BBM sekitar 1,2 juta barel, dengan penangguhan ini nantinya jumlah impor bensin Pertamina di bln September jadi trun sekitar 7 juta sampai 8 juta barel.


Pemangkasan impor BBM dilakukan Indonesia tepat setlh negara kepulauan ini menurunkan hrg bbrp produk bahan bakar minyak, seperti hrg Pertamax Turbo yg semula dibanderol sbsr Rp 17.900 - Rp 18.250 per liter kini trun menjadi Rp 15.900 - Rp16.600 per liter.

Pertamina Dilaporkan Tangguhkan Impor 1,2 Juta Barel Bensin. Jelang Pemotongan Subsidi BBM

“Indonesia selaku importir bensin terbesar di Asia tlh menangguhkan bbrp pengiriman bensin u/ bln September menjelang rencana pemotongan subsidi bahan bakar oleh pemerintah,” kata para pedagang minyak Asia di Singapura seperti dikutip dari reuters, Jum'at (2/9/2022).


Mengutip dari laman Pertamina per 1 September 2022 hrg BBM jenis Dexlite jg ikut trun dari semula Rp 17.800 - Rp 18.500 per liter menjadi Rp 17.100 - Rp 17.800 per liter, mengikuti yg lainnya Pertamina Dex dlaporkn trun dari semula dipatok Rp 18.900-Rp 19.600 per liter kini hanya dijual sehrg Rp 17.400-Rp 18.100 per liter.



Sebelum hrg BBM non subsidi resmi trun, Menteri Energi & Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif tlh lebih dulu memberikan sinyal terkait kenaikan hrg BBM bersubsidi pada masyarakat Indonesia.


Menurut seorang sumber kepercayaan Reuters, kebijakan ini diambil Indonesia u/ mengantisipasi a&ya pembengkakan anggaran subsidi, di tengah melonjaknya hrg minyak dunia & depresiasi atau penurunan nilai rupiah.


Namun setlh para investor dunia mulai membatasi konsumsi minyak mentah akibat bayg-bayg resesi di tengah meningkatnya nilai dolar, membuat permintaan minyak trun hingga hrg minyak mentah Brent & West Texas Intermediate (WTI) amblas ke level terendah selama sepekan.


Penurunan inilah yg membuat Indonesia ikut menurunkan bbrp hrg BBM-nya.


Pertamina hingga kini belum dapat dihubungi u/ dimintai komentar terkait pemangkasan impor bensin, namun imbas dari penangguhan impor tsb margin penyulingan bensin Asia terhadap Brent ikut mencatatkan penurunan pada perdagangan di akhir Agustus kemarin.


Pertamina Sebut Stok Pertalite Cukup u/ 18 Hari & Solar 20 Hari


Unit usaha PT Pertamina (Persero) yg bergerak di bi&g perdagangan olahan minyak bumi, Pertamina Patra Niaga, memastikan stok bahan bakar minyak jenis Pertalite & Solar subsidi dlm kondisi aman dlm bbrp hari ke depan.


Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting mengatakan, stok Pertalite secara nasional tersedia u/ 18 hari ke depan.


Sementara u/ solar, dlm kondisi tersedia u/ 20 hari ke depan.



"Stok BBM nasional dlm posisi Pertalite ada di level 18 hari & Solar ada di level 20 hari. & ini terus kami produksi u/ mencukupi kebutuhan masyarakat," ungkap Irto kepada mediakitanews, Jum'at (2/9/2022).


Dirinya jg membeberkan, penyaluran BBM subsidi tsb jg terus mengalami peningkatan.


Berdasarkan data per akhir Agustus 2022, penyaluran Pertalite tlh mencapai 19,5 juta kilo liter (KL (kilo liter)).


Kemudian u/ BBM jenis solar subsidi, pada periode yg sama tercatat tlh tersalurkan sebanyak 10,9 juta KL (kilo liter).


Jika dilihat lebih lanjut, quota jenis BBM tsb kian tipis.


Sebagai informasi, BBM jenis Pertalite & Solar subsidi jumlah quotanya dibatasi oleh Pemerintah.


u/ Pertalite pada tahun ini jumlah quotanya 23 juta KL (kilo liter). Sementara Solar subsidi jumlah quotanya sbsr 14,9 juta KL (kilo liter).


shg bila dilihat lebih rinci, stok Pertalite kurang dari 4 juta KL (kilo liter) & Solar subsidi jg dikisaran 4 juta KL (kilo liter).


"Penyaluran pertalite hingga bln agustus sdh mencapai 19.5 juta KL (kilo liter) dari quota 23.05 juta KL (kilo liter),” ungkap Irto Ginting.


"Penyaluran solar hingga bln agustus sdh mencapai 10.9 juta KL (kilo liter) dari quota yg diberikan ke Pertamina sbsr 14.9 juta KL (kilo liter)," pungkasnya.


peneliti: Idealnya Pertalite Rp 10.000, Solar Rp 7.500


peneliti Energi sekaligus Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, hrg jual Pertalite idealnya senilai Rp10.000 per liter.


Sementara, u/ solar ada baiknya dibanderol Rp7.500 per liter, & u/ Pertamax sebaiknya dibanderol di kisaran Rp15.000 per liter.


“Angka ideal u/ pengurangan beban subsidi shg pertalite brubah menjadi Rp10.000 per liternya. Angka ini saya kira cukup ideal ditambah u/ solar menjadi Rp 7500-Rp 8000 per liter, & Pertamax sekitar Rp14.800 atau Rp15.000,” ungkap Mamit saat dihubungi mediakitanews, Jum'at (2/9/2022).


Dirinya jg mengatakan, dengan naiknya hrg BBM subsidi memang akan berdampak kepada inflasi hrg konsumen. Namun, setidaknya penyesuaian hrg baru tsb tidak memberikan kontribusi lebih dari 2 % kepada tingkat inflasi nasional.


“Hal ini memang akan berdampak terhadap inflasi yg kami perkirakan di angka maksimal 2 %. Jika lebih besar dari angka-angka tsb, saya khawatir inflasi di atas 2 %. Hal ini akan berdampak cukup besar bagi ekonomi masyarakat,” papar Mamit.


Oleh karena itu, sebelum a&ya kebijakan pengurangan subsidi, Pemerintah wajib memberikan bantuan sosial terlebih dahulu kepada masyarakat terdampak terutama kelompok rentan.


“Jika tidak diberikan bantalan (bansos) kelompok rentan ini akan merasakan dampaknya, padahal u/ mobil mereka sdh pasti tidak punya, motor jg jarang-jarang yg punya,” pungkas Mamit.

*Refrensi Berbagai Sumber

Posting Komentar

0 Komentar

advertise